Ceremonial 0f International Volunteering Days
Review
05 desember merupakan peringatan hari
relawan Internasional. Bersama temen-teman relawan Indonesia dari berbagai
daerah lain kita semua merayakan acara hari volunteer ini. Berlokasi di kampus UNJ tepatnya di Gd. Sertifikasi guru lt.8. Agenda hari ini,
talkshow dan pengumuman lomba blog. Antusiasme peserta mengikuti agenda ini
bagus sekali.
Acara dimulai dari registrasi jam
08.30 WIB sudah mulai. Setelah itu peserta memasuki ruangan dan bersiap untuk
menyimak talkshow “Civic Engagement
through youth volunteering opportunity”, pemateri diantaranya dari;
- Komunitas Taufan ; Yeni Dewi Mulyaningsih
- Pengurus Sobat Budaya ; Vande Leonarde
- Kep. Div. Med. Kom. KOPHI (Komunitas Pemuda Hijau Indonesia) ; Raden Diky Demawan
- Ketua Relawan TIK JKT ; Unggul Sagena
Penyelenggara seremonial ini yakni
dari Indonesia Volunteering Hub yang digagas oleh sdri.Putri dan sdr. Agas
setelah mereka mendapat kesempatan mengikuti kegiatan volunteer di Korea 2
tahun lalu, organisasi ini berdiri pada November 2013. Tujuannya yakni ingin
menyatukan link organisasi kepemudaan dan seputar informasi kegiatan relawan di
Indonesia. Organisasi ini pernah
mendapat penghargaan Kemenpora, sebagai media informasi volunteer.
Peserta yang hadir pun diantaranya
ada dari komunitas Volunteer Doctors. Bukan dari kumpulan doktor-doktor, tapi
banyak dari orang umum juga, kata dokter sendiri mengidentikan jiwa penolong
sehingga siapapun yang mau menolong boleh bergabung di komunitas ini. Pendirinya
Deni Perdian UNPAD 2007. Komunitas VOICE (Volunteer of International Crisis
Emergency) yang fokus bencana. Komunitas Taufan; fokus pendampingan penderita
kanker. Nama Taufan sendiri diambil dari nama anak sang pendiri yang meninggal
karena penyakit kanker setelah sebulan meninggal, pendirinya Bu Yeni yang nanti
jadi pemateri. Komunitas Relawan siaga (www.relawansiaga.org
). Komunitas Pemupa (pengajar muda pangkalan). Komunitas Bisa (www.komunitasbisa.org ). Komunitas AYVP
(Asean Youth Volunteer Pouchbin), dsb.
Talkshow pun berjalan lancar dimoderatori
oleh Paluvi Mutiasih, beberapa pertanyaan terlontar diantaranya;
1. Bagaimana peran pemuda Indonesia
membantu permasalahan kompleks yang ada?
- Belajar ilmu pengetahuan yang banyak, melahirkan generasi intelektual, menuntun peradaban bangsa. (relawan Taufan)
- Pemuda terbuka, mampu bereksplorasi, bisa memahami dan memanfaatkan kompleksitas itu sendiri (relawan Sosbud)
- Pemuda menggunakan dan melek IT (relawan TIK)
2 2 Dengan adanya fenomena kerelawanan,
pengertian relawan sendiri menurut pemateri bagaimana?
Komunitas sosbud_pa Vande; relawan
itu tanpa pamrih, mencerminkan sebuah nilai moral. Visi nya adalah mendata
budaya Indonesia bisa dijadikan katalog, sebenarnya menjadi relawan itu ingin
membahagiakan dirinya sendiri, ketika itu orang ingin membuat orang lain
tersenyum. Lebih memiliki sifat empati selevel dengan orang ingin berbagi dan
merasakan, lain hal dengan simpati yang hanya sekedar merasakan saja.
Komunitas Taufan_Bu Yeni; relawan
adalah pengabdian, dilahirkan dari hati tanpa pamrih dilakukan untuk memberikan
dampak sosial. Sesuatu yang ingin kita bagi tapi ditengah proses nya melakukan
pendampingan orang-orang kanker.
Komunitas TIK_pa Unggul; fulltime
volunteer; ada beberapa orang yang menganggap volunteer hanya sebatas suka
(happy), jurnalis, PNS/guru. Keinginan untuk terlibat dapat mengembangkan
aplikasi yang bisa memberikan manfaat untuk orang lain, misal aplikasi untuk
bisa dijadikan skripsi (khusus bagi mahasiswa), 120 juta orang Indonesia melek
IT. Kendalanya masalah akses biasanya. Beberapa program diantaranya; Indonesia Child
OL correction, Internet sehat, dsb.
33. Relawan tidak dibayar bukan Karena
tidak ada harganya, tetapi tidak ternilai_Anis Baswedan, menurut para panelis
bagaimana?
Diki dari komunitas pemuda hijau Indonesia
(KOPHI) yang mendirikan organisasinya 2010 tahun lalu. Access print nya;
berkoalisi dengan orang-orang mahasiswa yang bergerak dilingkungan, berbasis
kesukarelaan, berbadan hukum. Bekerja/ berkontribusi tanpa pamrih demi tujuan
bersama. Program sekarang focus Gerakan cabut paku di pohon.
Komunitas taufan; memberikan harapan,
pendampingan yang dirujuk dari RS di Jakarta, dan bagi pasien beresiko tinggi. Diambil
dari nama anak sang pendiri satu bulan setelah meninggal dan bu Yeni kembali ke
Bangsal di RSCM, atas kepeduliaan itu beliau mendirikan komunitas ini. Kurang lebih
400 pasien yang sudah terdata. Kita bantu memudahkan support pemerintah seperti
BPJS, Jamkesmas. Sasarannya yakni; pasien yang tidak mempunyai kebutuhan dasar
yang harus dipenuhi, tidak mempunyai ongkos untuk pendampingan, kegiatan yang
diberikan seperti; story telling. Memberikan motivasi, menguatkan dalam bentuk
finansial. Kegiatan relawan diantaranya; support visit; dimana saja, home
visit; melakukan kunjungan ke rumah, bangsal visit; melakukan kunujungan ke Rumah
Sakit (RS). Pasien baru atau lama yang terdiagnosa sakit. Dengan misi : “Harus
Semangat”, “Harus Lebih Aktif”, mengedukasi kebersihan, BPJS dsb, tidak ada
lagi istilah OT (Orang Terbuang), yang belum memiliki KTP/KK.
Sobat budaya; kegiatannya membuat
katalog yang paling mudah, seperti hal “pesta doranan” yang akan dijadikan
katalog.
- Dia ingin memperbincangkan budaya, jika ingin memusnahkan budaya hentikan mereka untuk berbicara tentang budaya.
- Misi bagaimana melindungi kekayaan Indonesia secara hukum seperti; batik, tari, wayang, keris. Mempermudah konsep hukum, melindungi sehingga membawa manfaat positif untuk Indonesia
- Penelitian yang menganggap bahwa nenek moyang kita bodoh padahal kalau nenek moyang bodoh kita ga akan selamat.
- Info selengkapnya bisa mengunjungi www.budaya_indonesia.org Budaya sebagai informasi.
44. Semangat menjadi relawan itu biasanya
fluktuatif, bagaimana mengatasinya?
KOPHI; problem tiap individu ga sama,
motivasi harus dimaksimalkan. Recognize pemda supaya dimaksimalkan. Anda terbesar
bagi KOPHI, banyak relawan yang sudah terrekrut dari Sulsel yang paling jauh. Sangat
sulit aktif secara rutin. “Apalah daya kami, Cuma hatilah yang bisa menggerakan
hati mereka” ketika kamu memilih relawan. Satu hal yang perlu dinilai; “ga
dibayar aja kamu kerja, apalagi dibayar”, selain itu menambah link.
Quotes;
“Tau lebih banyak dan bagi”_Unggul
Sagena.
Tetaplah jadi relawan, berkontribusi
dan menjadi bagian dari perubahan.
Bpk. Syahril, M.Si kepala
kesukarelawanan kemenpora. Fokus programnya; “Konsep menanamkan nila-nilai
kesukarelawanan, dan gotong royong”.
Menginjak acara puncak yakni
pengumuman lomba menulis blog, 3 finalis dan 2 juara favourite segera
diumumkan. Acara pun diakhiri dengan sesi foto bersama. Senang rasanya bisa
mendapat teman baru, dan pengalaman baru tentunya. Tetap semangat terus
berkontribusi untuk negeri. Salam volunteer! Salam relawan!
#ProudtoBeVolunteer
#HappyInternationalVolunteeringDays #IVD2015 @Volunteering #ProudtobeVolunteer #IVD2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar