Rabu, 09 Desember 2015

Ceremonial 0f International Volunteering Days



Ceremonial 0f International Volunteering Days
Review
05 desember merupakan peringatan hari relawan Internasional. Bersama temen-teman relawan Indonesia dari berbagai daerah lain kita semua merayakan acara hari volunteer ini. Berlokasi di kampus UNJ tepatnya di Gd. Sertifikasi guru lt.8. Agenda hari ini, talkshow dan pengumuman lomba blog. Antusiasme peserta mengikuti agenda ini bagus sekali.

Acara dimulai dari registrasi jam 08.30 WIB sudah mulai. Setelah itu peserta memasuki ruangan dan bersiap untuk menyimak talkshow “Civic Engagement through youth volunteering opportunity”, pemateri diantaranya dari;
  • Komunitas Taufan                   ; Yeni Dewi Mulyaningsih
  • Pengurus Sobat Budaya          ; Vande Leonarde
  • Kep. Div. Med. Kom. KOPHI (Komunitas Pemuda Hijau Indonesia) ; Raden Diky Demawan
  •  Ketua Relawan TIK JKT        ; Unggul Sagena
Penyelenggara seremonial ini yakni dari Indonesia Volunteering Hub yang digagas oleh sdri.Putri dan sdr. Agas setelah mereka mendapat kesempatan mengikuti kegiatan volunteer di Korea 2 tahun lalu, organisasi ini berdiri pada November 2013. Tujuannya yakni ingin menyatukan link organisasi kepemudaan dan seputar informasi kegiatan relawan di Indonesia. Organisasi  ini pernah mendapat penghargaan Kemenpora, sebagai media informasi volunteer. 

Peserta yang hadir pun diantaranya ada dari komunitas Volunteer Doctors. Bukan dari kumpulan doktor-doktor, tapi banyak dari orang umum juga, kata dokter sendiri mengidentikan jiwa penolong sehingga siapapun yang mau menolong boleh bergabung di komunitas ini. Pendirinya Deni Perdian UNPAD 2007. Komunitas VOICE (Volunteer of International Crisis Emergency) yang fokus bencana. Komunitas Taufan; fokus pendampingan penderita kanker. Nama Taufan sendiri diambil dari nama anak sang pendiri yang meninggal karena penyakit kanker setelah sebulan meninggal, pendirinya Bu Yeni yang nanti jadi pemateri. Komunitas Relawan siaga (www.relawansiaga.org ). Komunitas Pemupa (pengajar muda pangkalan). Komunitas Bisa (www.komunitasbisa.org ). Komunitas AYVP (Asean Youth Volunteer Pouchbin), dsb.
Talkshow pun berjalan lancar dimoderatori oleh Paluvi Mutiasih, beberapa pertanyaan terlontar diantaranya;
     1. Bagaimana peran pemuda Indonesia membantu permasalahan kompleks yang ada?

  • Belajar ilmu pengetahuan yang banyak, melahirkan generasi intelektual, menuntun peradaban bangsa. (relawan Taufan)
  • Pemuda terbuka, mampu bereksplorasi, bisa memahami dan memanfaatkan kompleksitas itu sendiri (relawan Sosbud)
  • Pemuda menggunakan dan melek IT (relawan TIK)

2 2  Dengan adanya fenomena kerelawanan, pengertian relawan sendiri menurut pemateri bagaimana?
Komunitas sosbud_pa Vande; relawan itu tanpa pamrih, mencerminkan sebuah nilai moral. Visi nya adalah mendata budaya Indonesia bisa dijadikan katalog, sebenarnya menjadi relawan itu ingin membahagiakan dirinya sendiri, ketika itu orang ingin membuat orang lain tersenyum. Lebih memiliki sifat empati selevel dengan orang ingin berbagi dan merasakan, lain hal dengan simpati yang hanya sekedar merasakan saja.
Komunitas Taufan_Bu Yeni; relawan adalah pengabdian, dilahirkan dari hati tanpa pamrih dilakukan untuk memberikan dampak sosial. Sesuatu yang ingin kita bagi tapi ditengah proses nya melakukan pendampingan orang-orang kanker.
Komunitas TIK_pa Unggul; fulltime volunteer; ada beberapa orang yang menganggap volunteer hanya sebatas suka (happy), jurnalis, PNS/guru. Keinginan untuk terlibat dapat mengembangkan aplikasi yang bisa memberikan manfaat untuk orang lain, misal aplikasi untuk bisa dijadikan skripsi (khusus bagi mahasiswa), 120 juta orang Indonesia melek IT. Kendalanya masalah akses biasanya. Beberapa program diantaranya; Indonesia Child OL correction, Internet sehat, dsb.
33.   Relawan tidak dibayar bukan Karena tidak ada harganya, tetapi tidak ternilai_Anis Baswedan, menurut para panelis bagaimana?
Diki dari komunitas pemuda hijau Indonesia (KOPHI) yang mendirikan organisasinya 2010 tahun lalu. Access print nya; berkoalisi dengan orang-orang mahasiswa yang bergerak dilingkungan, berbasis kesukarelaan, berbadan hukum. Bekerja/ berkontribusi tanpa pamrih demi tujuan bersama. Program sekarang focus Gerakan cabut paku di pohon.
Komunitas taufan; memberikan harapan, pendampingan yang dirujuk dari RS di Jakarta, dan bagi pasien beresiko tinggi. Diambil dari nama anak sang pendiri satu bulan setelah meninggal dan bu Yeni kembali ke Bangsal di RSCM, atas kepeduliaan itu beliau mendirikan komunitas ini. Kurang lebih 400 pasien yang sudah terdata. Kita bantu memudahkan support pemerintah seperti BPJS, Jamkesmas. Sasarannya yakni; pasien yang tidak mempunyai kebutuhan dasar yang harus dipenuhi, tidak mempunyai ongkos untuk pendampingan, kegiatan yang diberikan seperti; story telling. Memberikan motivasi, menguatkan dalam bentuk finansial. Kegiatan relawan diantaranya; support visit; dimana saja, home visit; melakukan kunjungan ke rumah, bangsal visit; melakukan kunujungan ke Rumah Sakit (RS). Pasien baru atau lama yang terdiagnosa sakit. Dengan misi : “Harus Semangat”, “Harus Lebih Aktif”, mengedukasi kebersihan, BPJS dsb, tidak ada lagi istilah OT (Orang Terbuang), yang belum memiliki KTP/KK.
Sobat budaya; kegiatannya membuat katalog yang paling mudah, seperti hal “pesta doranan” yang akan dijadikan katalog.

  • Dia ingin memperbincangkan budaya, jika ingin memusnahkan budaya hentikan mereka untuk berbicara tentang budaya.
  •  Misi bagaimana melindungi kekayaan Indonesia secara hukum seperti; batik, tari, wayang, keris. Mempermudah konsep hukum, melindungi sehingga membawa manfaat positif untuk Indonesia
  • Penelitian yang menganggap bahwa nenek moyang kita bodoh padahal kalau nenek moyang bodoh kita ga akan selamat.
  •  Info selengkapnya bisa mengunjungi www.budaya_indonesia.org Budaya sebagai informasi.

44.  Semangat menjadi relawan itu biasanya fluktuatif, bagaimana mengatasinya?
KOPHI; problem tiap individu ga sama, motivasi harus dimaksimalkan. Recognize pemda supaya dimaksimalkan. Anda terbesar bagi KOPHI, banyak relawan yang sudah terrekrut dari Sulsel yang paling jauh. Sangat sulit aktif secara rutin. “Apalah daya kami, Cuma hatilah yang bisa menggerakan hati mereka” ketika kamu memilih relawan. Satu hal yang perlu dinilai; “ga dibayar aja kamu kerja, apalagi dibayar”, selain itu menambah link.

Quotes;
“Tau lebih banyak dan bagi”_Unggul Sagena.
Tetaplah jadi relawan, berkontribusi dan menjadi bagian dari perubahan.
Bpk. Syahril, M.Si kepala kesukarelawanan kemenpora. Fokus programnya; “Konsep menanamkan nila-nilai kesukarelawanan, dan gotong royong”.

Menginjak acara puncak yakni pengumuman lomba menulis blog, 3 finalis dan 2 juara favourite segera diumumkan. Acara pun diakhiri dengan sesi foto bersama. Senang rasanya bisa mendapat teman baru, dan pengalaman baru tentunya. Tetap semangat terus berkontribusi untuk negeri. Salam volunteer! Salam relawan!

#ProudtoBeVolunteer #HappyInternationalVolunteeringDays #IVD2015 @Volunteering #ProudtobeVolunteer  #IVD2015


Tidak ada komentar:

Posting Komentar